Iklan Periode Satu Tahun Tayang

Jumat, 24 Oktober 2025

Ditjen Hubla Dorong Profesionalisme dan Digitalisasi Industri Keagenan Kapal Lewat Rakernas ISAA 2025

 


YOGYAKARTA (MPN) - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat tata kelola industri keagenan kapal nasional melalui pembinaan kompetensi, sertifikasi keahlian, dan pengawasan standar pelayanan. Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Muhammad Masyhud saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Indonesia Shipping Agencies Association (ISAA) di Yogyakarta, Jumat (24/10/2025).

 

Dalam sambutannya, Dirjen Masyhud menyampaikan apresiasi kepada ISAA atas terselenggaranya Rakernas yang dinilai menjadi momentum penting bagi asosiasi untuk memberikan kontribusi nyata dalam mendukung kemajuan industri pelayaran nasional.

 

“Pelayaran merupakan salah satu pilar utama transportasi dan logistik Indonesia. ISAA memiliki peran strategis dalam memperkuat konektivitas antarwilayah dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Dirjen Masyhud.

 

Dorong Reformasi Tata Kelola dan Digitalisasi Pelabuhan

 

Lebih lanjut, Dirjen Masyhud menekankan bahwa keberadaan ISAA diharapkan menjadi energi baru dalam mendukung agenda reformasi tata kelola pelabuhan yang tengah dijalankan pemerintah. Program reformasi ini diarahkan untuk menciptakan sistem pelayanan pelabuhan yang lebih efisien, transparan, dan berdaya saing, termasuk melalui percepatan digitalisasi proses pelayanan kepelabuhanan dan lalu-lintas angkutan laut.

 

“Kami ingin seluruh agen kapal menjadi bagian dari transformasi pelayanan pelabuhan menuju era digital. Tujuannya adalah menurunkan biaya logistik nasional dan meningkatkan daya saing pelayaran Indonesia di tingkat global,” kata Dirjen Masyhud.

 

Peningkatan Kompetensi dan Sertifikasi Agen Kapal

 

Dalam kesempatan tersebut, Dirjen Masyhud juga menegaskan pentingnya pembinaan sumber daya manusia (SDM) di sektor keagenan kapal. Menurutnya, sertifikat kompetensi bukan sekadar dokumen administratif, melainkan jaminan kualitas pelayanan.

 

“Sertifikat kompetensi memastikan setiap agen kapal memiliki keahlian teknis, pemahaman hukum maritim, serta etika pelayanan yang sesuai standar internasional,” jelasnya.

 

Ditjen Hubla, lanjut Masyhud, terus mendorong penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan berbasis standar kompetensi nasional maupun internasional. Langkah ini diharapkan melahirkan tenaga profesional yang tidak hanya memahami aspek teknis, tetapi juga memiliki wawasan tentang regulasi maritim, keselamatan pelayaran, dan etika profesi.

 

Sebagai bentuk pengawasan dan pembenahan tata kelola, Ditjen Perhubungan Laut juga telah melaksanakan evaluasi dan penertiban terhadap perusahaan keagenan kapal yang tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan.

 

Masyhud mengungkapkan bahwa hingga saat ini tercatat 1.907 perusahaan keagenan kapal memiliki izin usaha aktif di Indonesia. Namun, hasil evaluasi terkini menunjukkan bahwa 273 perusahaan telah dicabut izinnya karena tidak lagi beroperasi atau tidak menjalankan kegiatan sesuai aturan.

 

“Langkah pencabutan izin ini bukan semata penindakan, tetapi bagian dari upaya pembinaan dan penertiban administrasi agar usaha keagenan kapal di Indonesia semakin profesional, transparan, dan berintegritas,” tegas Masyhud.

 

Ia menambahkan, pemerintah berharap seluruh perusahaan keagenan dapat tertib administrasi, patuh regulasi, dan meningkatkan kualitas layanan, sehingga dapat memberikan kontribusi nyata bagi efisiensi pelayanan kapal dan penguatan sistem logistik maritim nasional.

 

Dirjen Hubla juga menekankan pentingnya forum Rakernas ISAA sebagai ruang strategis untuk menampung aspirasi dan merumuskan gagasan inovatif bagi penguatan asosiasi dan peningkatan daya saing industri keagenan kapal.

 

“Melalui sinergi dan kolaborasi antara pemerintah dan pelaku industri, kita dapat membangun industri keagenan kapal yang solid, profesional, dan berdaya saing global,” tutup Dirjen Masyhud.

 

(Redaksi MPN)

PT Prima Multi Terminal Perkuat Daya Saing Terminal Peti Kemas Melalui Pelatihan Operasi Terminal Peti Kemas



BELAWAN (Media Pelabuhan Nusantara) - PT Prima Multi Terminal (PMT), anak perusahaan Pelindo Group yang beroperasi di bidang layanan terminal peti kemas dan multipurpose, terus memperkuat kapasitas sumber daya manusia (SDM) untuk menghadapi tantangan industri logistik yang semakin terdigitalisasi.


Salah satu langkah konkret yang dilakukan perusahaan adalah menyelenggarakan Pelatihan Container Terminal Operation (CTO) bagi pegawai operasional dan nonoperasional di Terminal Kuala Tanjung, Kamis (23/10/2025).


Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara PMT dan PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia (PMLI), lembaga pelatihan dan pengembangan kompetensi di bawah Pelindo Group yang berfokus pada sektor maritim dan logistik.


Pelatihan CTO ini dirancang tidak hanya untuk memberikan pemahaman teknis, tetapi juga membangun pola pikir strategis dan adaptif terhadap perubahan teknologi di lingkungan pelabuhan modern.


“Inti bisnis terminal peti kemas adalah pelayanan. Melalui pelatihan CTO, kami ingin memastikan seluruh pegawai memahami esensi pelayanan dan memiliki kemampuan untuk mengoperasikan terminal dengan standar global,” ujar Plt. Direktur Operasi dan Teknik PMT, Wahyudi.


Menurut Wahyudi, pengembangan kompetensi SDM merupakan kunci utama bagi PMT dalam mencapai operational excellence secara berkelanjutan. Ia menegaskan bahwa peningkatan kemampuan pegawai bukan semata-mata pada aspek teknis, tetapi juga mencakup penguatan budaya kerja dan nilai-nilai korporasi.


“Kami ingin setiap pegawai PMT menginternalisasi nilai-nilai AKHLAK — Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif — yang menjadi fondasi etos kerja di lingkungan Pelindo Group,” tambahnya.


Pelatihan CTO yang digelar selama satu hari penuh ini menghadirkan pembekalan komprehensif dengan pendekatan teori dan studi kasus. Materi pelatihan meliputi pengenalan ekosistem industri pelayaran dan kontainerisasi, desain dan kapasitas terminal, struktur organisasi dan proses bisnis, hingga sistem operasi terminal (Terminal Operating System/TOS).


Peserta juga diajak memahami konsep pengelolaan biaya dan pendapatan, serta bagaimana penerapan digitalisasi mampu meningkatkan efisiensi dan akurasi operasional. Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari para peserta. Mereka menilai pelatihan semacam ini membantu memperluas wawasan dan memperdalam pemahaman terhadap peran penting SDM dalam mendukung kinerja terminal.


Sebelumnya, pelatihan CTO juga telah dilaksanakan bagi pegawai di Terminal Belawan, yang juga berada di bawah pengelolaan PMT. Dengan demikian, kedua terminal utama perusahaan kini memiliki basis SDM yang lebih siap menghadapi modernisasi sistem operasi terminal yang tengah digalakkan oleh Pelindo Group.


Direktur Keuangan, SDM, dan Manajemen Risiko PMT, Syamsuddin, menjelaskan bahwa pelatihan CTO menjadi bagian penting dari strategi jangka panjang perusahaan dalam menghadapi era logistik 4.0. “Dunia logistik dan pelabuhan kini bergerak menuju otomasi dan efisiensi berbasis data. Karena itu, investasi terbesar PMT harus diarahkan pada peningkatan kapasitas manusia yang menjadi penggerak utama seluruh sistem,” ujarnya.


Syamsuddin menambahkan, tujuan akhir dari kegiatan ini adalah membentuk SDM yang mampu beradaptasi dengan transformasi digital dan memiliki pemahaman holistik terhadap seluruh aspek operasional terminal peti kemas.


“Peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan CTO merupakan pijakan awal bagi PMT untuk menjadi terminal peti kemas berkelas dunia,” tegasnya.


Ia juga berharap pelatihan ini tidak berhenti sebagai kegiatan seremonial, tetapi berlanjut menjadi budaya belajar berkelanjutan di seluruh lingkungan kerja PMT. Dengan cara itu, perusahaan tidak hanya mencetak pegawai terampil, tetapi juga membangun ekosistem pembelajaran yang dinamis dan berorientasi masa depan.


Pelatihan CTO ini menandai komitmen PMT dalam menempatkan SDM sebagai aset strategis perusahaan. Di tengah derasnya arus perubahan teknologi dan globalisasi, PMT meyakini bahwa investasi pada manusia merupakan langkah paling fundamental untuk menjaga daya saing dan memastikan keberlanjutan bisnis. Karena bagi PMT, terminal modern bukan sekadar tentang mesin, sistem, atau infrastruktur digital, melainkan tentang kesiapan manusia yang mengoperasikannya dengan pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang kuat.

(Redaksi  MPN).

 

Zhejiang Seaport Group Kunjungi Kuala Tanjung, Pelindo Dorong Investasi Logistik Internasional


BELAWAN (Media Pelabuhan Nusantara) -
 Delegasi Zhejiang Seaport Group melakukan kunjungan bisnis ke PT Prima Multi Terminal (PMT), anak perusahaan PT Pelindo Terminal Petikemas, di Pelabuhan Kuala Tanjung, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, Kamis (23/10/2025).



Rombongan delegasi dipimpin oleh Chairman Zhejiang Provincial Seaport Investment & Operation Group Co. Ltd. (ZJSP), Tao Chengbo, dan disambut oleh jajaran manajemen Pelindo Group serta PT PMT.


Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman yang telah ditandatangani antara Pelindo dan Zhejiang Provincial Seaport Investment & Operation Group Co. Ltd. sebelumnya. Nota tersebut menjadi dasar kerja sama strategis dalam pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung, yang masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) dan diproyeksikan sebagai hub logistik internasional di wilayah barat Indonesia.



Pelaksana tugas Direktur Utama PT PMT Rudi Susanto mengatakan bahwa kunjungan delegasi Zhejiang menandai kelanjutan dari komunikasi bisnis yang telah terjalin sejak pertemuan manajemen Pelindo di Ningbo, Tiongkok, pada Oktober 2023 lalu.



“Kegiatan ini merupakan pembahasan lanjutan antara Pelindo dan Zhejiang yang kami harapkan dapat memperkuat kerja sama strategis dalam membangun dan mengoperasikan Pelabuhan Kuala Tanjung. Zhejiang tidak hanya membawa perwakilan dari Ningbo Port, tetapi juga calon pengguna jasa dan investor potensial yang tertarik dengan peluang bisnis di kawasan ini,” ujar Rudi.



Ia menambahkan, PMT terus berkomitmen menjalin komunikasi yang baik dengan mitra strategis global untuk mendukung pengembangan ekosistem logistik nasional. Menurut Rudi, keberadaan mitra dari luar negeri seperti Zhejiang Seaport Group akan mempercepat realisasi Kuala Tanjung sebagai pelabuhan berkelas dunia yang terintegrasi dengan kawasan industri dan hinterland di Sumatera.



“Kami ingin memastikan Pelabuhan Kuala Tanjung menjadi simpul logistik yang efisien, modern, dan kompetitif. PMT akan terus mengoptimalkan kegiatan operasional yang ada, serta memperluas kerja sama bisnis tidak hanya dengan pengguna jasa eksisting, tetapi juga calon mitra strategis baru,” tambahnya.



Direktur Komersial PT Pelindo Terminal Petikemas Rima Novianti, yang turut hadir dalam rombongan, menilai kunjungan ini menjadi langkah penting dalam memperkuat posisi Pelindo di kancah internasional.



Ia menekankan pentingnya membangun hubungan bisnis yang berorientasi jangka panjang dan saling menguntungkan. “Kunjungan Zhejiang Seaport Group menunjukkan adanya minat yang kuat terhadap potensi Kuala Tanjung sebagai pelabuhan masa depan Indonesia bagian barat dan kawasan industri Kuala Tanjung. Kami melihat peluang besar untuk menjadikan Kuala Tanjung sebagai gerbang ekspor-impor baru yang mampu melayani rute internasional secara langsung,” ujar Rima.



Rima juga menyebutkan bahwa sinergi antara Pelindo dan mitra global seperti Zhejiang akan membawa manfaat tidak hanya bagi perusahaan, tetapi juga bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.



“Dengan dukungan infrastruktur yang terus dikembangkan dan potensi kawasan industri di sekitarnya, Kuala Tanjung memiliki daya tarik tinggi bagi investor. Pelindo siap membuka ruang kerja sama yang lebih luas, baik dalam bidang pengelolaan pelabuhan, logistik, maupun layanan rantai pasok,” katanya.



Selama kunjungan, delegasi Zhejiang meninjau berbagai fasilitas di Pelabuhan Kuala Tanjung yang dikelola oleh PMT, termasuk terminal peti kemas dan area operasional. Setelah itu, rombongan melanjutkan kunjungan ke Kawasan Industri Kuala Tanjung yang dikelola oleh PT Prima Pengembangan Kawasan (PPK). Turut hadir dalam kegiatan tersebut antara lain perwakilan Pelindo Holding, PT Pelindo Solusi Logistik, dan jajaran manajemen PT Prima Multi Terminal.



Kunjungan ini diharapkan menjadi awal dari kemitraan jangka panjang antara Pelindo Group dan Zhejiang Seaport Group dalam membangun ekosistem pelabuhan yang terintegrasi, efisien, dan berdaya saing global.



(Redaksi Media Pelabuhan Nusantara).


PT Pelindo Jasa Maritim Lakukan Sosialiasi MARINE SAFETY pada THE 4TH APMPF



MAKASSAR (Media Pelabuhan Nusantara) -
PT Pelindo Jasa Maritim (SPJM) sebagai salah satu Subholding PT Pelabuhan Indonesia (Persero) sebagai salah satu subholding PT Pelabuhan Indonesia (Persero) yang bergerak di bidang Marine, Equipment, Port Services, Dredging dan Shipyard (MEPS) turut berpartisipasi aktif dalam gelaran The 4th Asia Pacific Maritime Pilots’ Association Forum (APMPF) yang merupakan agenda yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pandu Laut Asia Pasifik dan berlokasi di Da Nang, Vietnam.



Forum yang dilaksanakan selama 2 (dua) hari ini yaitu dari tanggal 4-6 September 2025 diikuti oleh kurang lebih 16 (enam belas) negara dan mengambil tema “Enhancing Maritime Safety and Efficiency in the Asia-Pacific Region”. Diantara peserta yang hadir dalam forum ini adalah para pandu, ahli bidang kemaritiman, pemangku kepentingan, dan pembuat kebijakan dari berbagai negara yang akan berdiskusi, berbagi pengalaman, berbagi informasi penerapan teknologi terbaru, serta mempererat hubungan baik dan jaringan profesional lintas negara.



Pada kesempatan ini, Syamsul Maarif yang merupakan pandu senior SPJM dan saat ini menjabat sebagai Senior Manager Wilayah 3 SPJM memaparkan prosedur kunjungan kapal pesiar di Pelabuhan Bali dan Nusa Tenggara, topik ini dipilih oleh SPJM sebagai bagian dari kampanye keselamatan marine yang juga selaras dengan tema APMPF tahun ini. Dalam paparannya, Syamsul maarif menjelaskan tentang prosedur operasional untuk kapal pesiar, termasuk mobilisasi pandu, kegiatan tambat, embarkasi dan debarkasi penumpang dengan mengambil lokasi pelayanan di 4 (empat) pelabuhan yaitu: Benoa Bali, Celukan Bawang Bali Utara, Lembar Lombok, dan Tenau Kupang.



Melalui paparan ini, SPJM bermaksud mengkampanyekan prosedur pelayanan kapal pesiar di beberapa pelabuhan Indonesia yang mengedepankan unsur keselamatan dan pelayanan berstandar internasional. Selain itu, juga ingin mengajak dunia internasional untuk lebih peduli dalam mematuhi prosedur layanan sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama kapal berkegiatan di Pelabuhan.



Senior Vice President Sekretaris Perusahaan SPJM, Tubagus Patrick menyatakan “Sebagai negara kepulauan yang memiliki kekayaan budaya yang beragam menjadikan Indonesia sebagai destinasi bagi kunjungan kapal cruise dari berbagai belahan dunia, hal ini merupakan peluang bagi kita untuk mengenalkan budaya sekaligus meningkatkan sektor pariwisata dan perekonomian Masyarakat lokal. Untuk itu, dengan keterlibatan SPJM di event APMPF ke-4 ini kami ingin menunjukkan sekaligus mensosialisasikan standar prosedur pelayanan kami sekaligus menunjukkan komitmen kami untuk keselamatan pelayanan.”



Sebagaimana diketahui bahwa Benoa Bali, Celukan Bawang Bali Utara, Lembar Lombok, dan Tenau Kupang merupakan Pelabuhan di Indonesia yang memiliki karakteristik berbeda-beda termasuk dalam hal alur pelayaran, panjang jetty dan kedalaman kolam labuh sehingga diperlukan prosedur dan mekanisme sandar yang terstandarisasi untuk memudahkan kapal berkegiatan. Selain itu, Pelabuhan Benoa Bali saat ini telah dikembangkan menjadi major hubport (pelabuhan laut pendukung utama) untuk kapal pesiar di Bali dan dikenal dengan Bali Maritime Tourism Hub (BMTH). BMTH sendiri merupakan proyek strategis nasional yang mengintegrasikan antara sektor pariwisata, pelabuhan, dan entertainment untuk mednukung pertumbuhan perekonomian regional dan nasional.



(Redaksi MPN/Media Pelabuhan Nusantara) . 

 


Space Iklan Bawah Halaman 1


Space Iklan Bawah Halaman 4